PERCAYALAH, KEBAHAGIAAN BISA DATANG DI SAAT YANG TAK TERDUGA
Pada siang ini saya akan sharing-sharing tentang kejadian tadi pagi waktu saya berangkat kerja. Seperti yang sudah saya tulis di primbon adamangsa ada ada sajah :), everyday saya naik motor ketika berangkat kerja. Bukannya saya sombong, dulu saya biasa naik empat mobil ketika berangkat dan pulang kerja. Tapi karena kelamaan, akhirnya saya naik motor. <Hah, naik empat mobil? Ya eya lah… 2 kali naik angkutan pedesaan, 2 kali naik bus umum>.
Mbuehehehe….
Seperti yang sudah saya ceritakan kemaren, kondisi jalan yang biasa saya lalui kebetulan lagi tidak afdhal, banyak lubang disana sini. Akhirnya jiwa sembalap saya keluar. Sliuk sini sliuk sana. Kejeglong sini kejeglong sana… *Uasuuu pisan….
Bagaimana tidak kejeglong (masuk lubang), lha wong lubangnya ndak bisa dipilih, sana sini penuh lubang. Sekali-kalinya mau ngindarin lubang, sudah ada kendaraan yang melaju kencang di depan. Nah, pas tidak ada mobil yang melaju kencang di depan, ndilalah mau ambil posisi kanan, eh…. dibelakang ada mobil yang berjalan cepat kaya pinokio yang lagi didorong sepur (kereta) dari belakang. Gemana ndak bahagia hidup saya cing? Kiri kuburan, kanan juga kuburan. Jika sudah begitu, maka jurus terakhir saya adalah mengalah untuk bahagia. Ya daripada masuk rumah sakit/alam lain… Na’udzubillah….
Berusaha untuk enjoy dan menikmati perjalanan adalah solusi sok baiknya. Syukur-syukur ada cewek cantik putih mulus kaya sapinya tetangga yang naek sepeda motor sembari memakai celana pendek ama tengtop…. Sittt suiitt……. SEGERE POL POKOKE… Mbuehehe….
Tapi ya namanya manusia, terkadang saya juga marah, dongkol, banci… eh, benci, mengumpat, mencaci maki dan juga boker ketika sedang melakukan perjalanan di jalanan yang penuh lubang kamfret tersebut. Termasuk tadi pagi.
Sudah jamnya masuk kerja, wuih… mobil sama truk-truk besar berjalan rapi di depan saya. Dasar jiwa pembokep, eh pembalap… Akhirnya saya salip satu persatu tuh mobil dan truk-truk yang segede tiga puluh gajah ditumpuk-tumpuk dalam botol mineral.
Namun ya namanya wong kesusu (tergesa-gesa), akhirnya saya masuk ke dalam jebakan BETMEN. Sudah beberapa kali kejeglong, eh tiba-tiba mobil di depanku entah kenapa berhenti secara mendadak. Kontan jantung saya berdebar-debar kayak lagi lihat cewek telanjang di pinggir kali. Dag dig dug… begitu kira-kira bunyi jantung saya kalau di dengar di majalah-majalah khusus pria dewasa internasional.
Yah, namanya juga kaget, hampir saja bibir motorku nyium bemper mobil itu. Dengan bantuan tongkat ajaibnya Heri Porter, cieyezzzzz…… saya banting stang ke kiri. Untunglah dibagian kiri jalan masih tersisa beberapa centi meter (mungkin 70/80 centi-an) untuk saya masuki bersama si revowati (motor saya).
Nah, disinilah terjadi sesuatu yang tak terduga-duga. Ketika saya sedang berjuang menghindari tabrakan, sekilas di depan saya ada sebuah truk yang kemungkinan juga menghindari tabrakan. Sama, truk itu banting setir kekiri.
Kebetulan jalan di depan lebih lebar dari jalan yang dilalui sebelumnya jadi truk itu bisa lewat walaupun jalur kiri tersebut tidak begitu lebar (untung saja tak dibangun trotoar).
Disinilah sesuatu yang tak terduga itu muncul dengan tiba-tiba. Ketika saya melihat bagian belakang truk (tepatnya di bak belakang), terdapat tulisan seperti ini.
“MAAF, JELEK-JELEK BEGINI MILIK SENDIRI, BUKAN HASIL KORUPSI.”
Kontan saya senyum-senyum sendiri kayak tukang becak yang baru kejatuhan janda. Bahagia banget dech pokoknya π
Ya eyalah, saya percaya KALAU TRUK ITU BUKAN HASIL KORUPSI.
Kalau truk itu hasil korupsi, bakalan tabrakan itu truk sama kontainer yang ada di depannya. *jelek banged yak do’a saya π
Setelah semua berjalan kondusif, deduktif dan introduktif saya tersadar. Ternyata kebahagiaan itu bisa datang disaat yang tak terduga.
π
15 comments found