JEGLONGAN SEWU (Jilid 2)

Dear para bikers yang super duper lemper pempers… Huek! 

Semoga para bikers semua lagi dalam kondisi waras, bregas, dan masih bisa sepuas-puasnya tarik gas.
Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, ada baiknya sampeyan-sampeyan siapkan secangkir kopi ataupun teh tubruk yang dikasih gula. Ada baiknya lagi, sampeyan-sampeyan siapkan sapu dan juga batu. Siapa tahu tulisan ini bikin marah. Setelah itu, bolehlah kalian timpuk gadget, laptop, ataupun PC yang sedang sampeyan gunakan untuk membaca postingan ini. Nah, ada hadiah menarik berupa sapu lidi yang berbentuk pantat sapi buat kalian yang berhasil menimpuk. Yeah! Gemana gak asyik coba? Wkwkwkwk.

Okey, sebenarnya postingan ini adalah lanjutan dari postingan yang lalu. Postingan apa tuh mas? Postingan tentang JEGLONGAN SEWU. Wkwkwkwk.

Entahlah, sebenarnya saya bosan, bahkan cenderung males untuk menulis perihal masalah ini. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai biker sejati yang saban hari bergelut dengan jalan raya, tampaknya artikel ini bisa sedikit mengobati “luka hati luka diri” yang saya alami. Eaaa….
Setidaknya unek-unek saya sebagai warga negara yang hensem alias caem bisa saya keluarkan disini. Toh, ini era demokrasi. Kata nenek, demokrasi adalah ….. Ah, sudahlah. Yang jelas saya sudah kepalang basah menulis beberapa kalimat demi terciptanya satu postingan yang berkualitas. Mbuehehehe….

Perihal jeglongan sewu alias seribu lubang kedengarannya memang sangat hiperbolis. Bahkan cenderung hoax. Pertama kali saya menggunakan istilah ini ketika waktu itu ada pembinaan dari para pejabat salah satu dinas yang ada di kabupaten Banyumas ini.
Pembinaan teruntuk beberapa pegawai yang berada di lingkungan dinas tersebut berlangsung khidmad, bahkan cenderung cair dengan beberapa guyonan/joke-joke yang dilontarkan oleh salah pejabat tersebut.
Pembinaan berlangsung di salah satu kecamatan dimana tempat kerja saya termasuk dalam wilayah kecamatan tersebut. Kurang lebih 40 kilo meteran jarak yang ditempuh oleh para pejabat tersebut ke kecamatan yang dijadikan sebagai salah satu lokasi pembinaan.
Nah, dalam acara itulah salah satu petugas pembina nyeletuk soal wahana baru… wisata baru… bernama…JEGLONGAN SEWU. Ekekekekeke…..



Emang sih bukan kalimat baru. Buktinya beberapa dari pegawai yang dibina ternyata langsung ngeh dengan guyonan tersebut.
Perlu diketahui, saat ini sedang ada perbaikan jalan pada beberapa titik jalan yang memang sangat membahayakn para pengguna kendaraan tersebut. Untuk kamu hey penikmat pacaran sembari nyel-nyelan di jalan raya, WASPADALAH…WASPADALAH! 
Bisa-bisa bukan kenikmatan yang kalian dapatkan, tapi nyawa yang melayang sia-sia di tengah jalan. Ini akut! Sungguh akut….. ihhh… akut… #takut sum!
Beberapa hari yang lalu saya pulang malam. Bukan karena habis gendhakan ataupun selingkuhan, tapi lembur mengerjakan daftar nominatif sementara peserta ujian nasional.
Jam sembilan malam saya baru pulang. Nah, di sekitar bendung gerak serayu, jalan yang saya hafal sekali banyak JEGLONGAN SEWU nya, sebuah mobil sedan yang berjalan (janda kelessss berjalan), di belakang saya mabur alias terbang. INI SERIUS!
Kronologisnya seperti ini….
Saya berada di antara dua mobil dan satu sepeda motor. Mobil tersebut berada di depan dan di belakang saya. Sedangkan sepeda motor yang satunya tepat berada di depan saya persis. Pada salah satu tikungan yang banyak lubang, saya dan kendaraan yang berada di depan saya berusaha melambatkan laju kendaraan kami.
Namun sedan yang berada di belakang kami, tak lihat dari kaca spion justru menambah kecepatanya. Wah, ini akut…. batin saya.
Sebagai bikers yang sudah terbiasa untuk menggunakan keputusan dengan cara yang secepat-cepatnya namun benar, sayapun akhirnya kembali menambah kecepatan dengan cara banting stang ke sebelah kiri dari mobil dan sepeda motor yang ada di depan saya.
Pikiran saya, jika sedan yang berada di belakang saya masuk ke lubang dengan kecepatan seperti itu, maka salah satu akibat terburuk dari kejadian itu, ini menurut saya, sedan itu akan terbang menabrak saya. 
Maka dengan secepat kilat saya gas sembari banting stang ke kiri. 
Dan benar juga…. KRAK!!! 
Begitu sedan itu masuk ke lubang, karena kecepatan yang lumayan tinggi tersebut, terbanglah alias njundhal itu sedan. Kejadian tersebut terlihat dari kaca spion saya. Dan dengan sedikit menoleh, karena saya khawatir sedan itu masuk ke sungai, saya lihat sedan itu terbang menuju arah kanan dari mobil yang tadi ada di depan saya. 
Jesss….
Untunglah tak ada kendaraan dari arah depan. Kalau ada….. Argh, na’u dzubillah…..
Dan masih untung juga sedan tersebut tidak nyemplung ke kali Serayu.
Untungnya lagi, tak ada korban dari kejadian tersebut. Sedan berjalan seperti biasa beberapa meter dari tempat kejadian perkara. Hmmmmm….
Itu baru satu kejadian. Masih ada beberapa kejadian lagi. Tapi saya tidak ceritakan disini. Takut pada hamil. Gkgkgkgkgk…..


Saya pikir sampeyan-sampeyan yang saat ini biasa melewati jalur PURWOKERTO-WANGON via Rawalo sudah familiar dengan keadaan jalan yang rusak tersebut. Atau jangan-jangan sampeyan tidak familiar lagi, tapi sudah bertunangan. Mbuehehehe…

Warta bagusnya, beberapa hari yang lalu saya baca di salah satu media lokal, konon katanya pada bulan Maret nanti pekerjaan untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak itu akan selesai. 
So. masih ada sekitar satu bulan lebih untuk menguji kesabaran kita (elu kali), yang saban hari melalui jalur ini.
Bagaimana? Apakah ada yang marah dengan postingan ini? Kalau ada… Syukurin!
Kalau ndak ada? Mungkin sampeyan kurang PEKA (Pekarangane amba)
Wkwkwkwkwk…

9 comments found

  1. Harusnya didekat lubang dikasih rambu lalulintas
    "Pelan2 ada janda mw nyebrang"
    Saya yakin para pengendara bisa memperlambat laju kendaraannya
    Apalagi mas
    Saya yakin
    Mas kan pengagum janda
    Hahaha

  2. bahaya banget emang jglongan sewu ini. pacar kakaknya temenku pernah meninggal gara-gara kecelakaan motor yang disebabkan oleh jeglongan sewu. di sekitar daerah somagede kalau nggak salah.

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.