Setelah Pilkada Berakhir

Hingar bingar pilkada Jakarta selesai sudah. Memang sih belum sepenuhnya selesai, masih ada tahapan penghitungan suara real dari KPU yang konon akan rampung pada awal bulan depan.

Sebagai golongan putih alias golput, hampir setiap hari, baik menjelang coblosan maupun sesudah coblosan saya pantau terus lini masa berbagai media sosial dan networking yang saya punya.

Tunggu dulu mas, tadi sampeyan kok bilang golput? Emangnya ndak nyoblos?

Ya ndak lah! Saya kan bukan warge Jakarte bang! Masa nyoblos? Palingan ya nyoblos nganu…. Ihir…. *Sudahlah, jangan dibahas… Saya sudah pipis 😉

Inilah pilkada yang kata sebagian orang pinter adalah pilkada yang berasa pilpres.

Jujur saya ndak tahu kenapa mereka berkata seperti itu. 

Mungkin karena Jakarta adalah ibu kota kali ye? Atau mungkin karena di pilkada Jakarta, semua tokoh nasional, termasuk tokoh besi dan bangunan (wwkwkwkwk) turut serta dalam perhelatan akbar ini? 

Entahlah… Yang pasti, setelah pilkada ini, Jakarta akan memiliki Gubernur baru dengan wajah baru. Anis Baswedan. Make Insya Allah ah…. kan perhitungan resminya belum selesai 😉

Tapi berdasarkan pengalaman dan pengamatan, hasil quick qount pilkada hampir selalu tepat.

Kenapa hampir? Karena pas pilpres kemarin hasilnya pada beda-beda mengikuti arah kentut kemana tentunya. Wkwkwkwk…

So, bisa dipastikan kalau gubernur baru yang akan menjabat selama lima tahun ke depan (kalau ndak nyapres) adalah Pak Anis Baswedan, mantan menteri di era pak Jokowi dulu.

Namun, masih ada hal yang menurut saya harus segera diselesaikan oleh semua pihak, khususnya adalah pemimpin baru Jakarta nanti. Apa itu? Masalah disintegrasi sosial!

Seperti yang telah sama-sama kita ketahui, pilkada Jakarta kemarin sarat dengan isu-isu SARA.

Jujur, sebagai pribadi manusia Indonesia saya sangat menyayangkan isu-isu negatif tersebut. Memang benar, salah satu senjata yang dianggap ampuh untuk menumbangkan lawan di pilkada Jakarta lalu adalah isu sara. Tapi apakah mereka, para dedengkot yang menggunakan isu ini tidak berpikir kalau isu sensitif macam sara ini bisa menjadi bom waktu yang mengerikan.

Isu-isu sara adalah isu yang paling sensitif. Ini masalah hati. Sulit memang untuk mengobati hati-hati yang terlukai. 

Dan inilah salah satu tantangan bagi gubernur baru Jakarta. Mengobati luka-luka hati tersebut. 

Pemimpin baru Jakarta dituntut untuk mampu merangkul semua elemen warga Jakarta. Karena , bagaimanapun juga, Jakarta tidak akan menjadi kota yang diimpi-impikan jika semua pihak tidak mau bergandeng tangan.

Dan adalah sia-sia kalau tugas berat tersebut hanya diserahkan kepada sang Gubernur baru semata. Diperlukan kerja sama semua elemen yang ada di Jakarta untuk bersedia dan suka rela turut serta mengobati hati-hati yang luka.

Hati-hati yang luka yang saya maksudkan bukan hanya hati-hatinya orang yang kalah pilkada saja. Tapi semua pihak, baik yang kalah maupun yang menang pasti merasakan sakit akibat pilkada kemarin.

Fitnah, hujatan, makian, bahkan terang-terangan bermusuhan baik itu di media sosial maupun dalam dunia nyata pastilah sama-sama mereka rasakan.

Itulah sebabnya mengapa persoalan-persoalan macam dendam dan kebencian harus segera diselesaikan. Jika tidak, maka semua warga Jakarta, baik yang menang maupun yang kalah akan sama-sama menanggung kerugian. Tidak kunjung membangun Jakarta, tapi hanya gontok-gontokan saling bermusuhan.

Sudahi semua itu!

Khusus bagi elit-elit politik, cobalah menjadi negarawan. Jangan hanya menjadi politikus.

Karena rakyat macam kami sudah terlanjur bosan dengan gaya-gaya kalian yang kadang bisa bikin keki. Wkwkwkwkwk…

Semoga Jakarta menjadi ibu kota yang memanusiakan manusia. Dan itulah pemimpin yang dibutuhkan Jakarta saat ini, memanusiakan manusia. 

Salam damai buat saudara-saudaraku semua yang ada di Jakarta.

Selamat menyongsong perubahan. Semoga janji-janji pemimpin yang baru segera direalisasikan.

Buat pak Ahok, salut atas jiwa besar Bapak yang dengan legowo sudah menyatakan selamat kepada pak Anis.

SAVE INDONESIA!






1 comment found

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.