YUK KITA NIKMATI PERJALANAN INI

Met pagi sobat muda semua. Bagi yang sudah tua, met sehat semua wahai bapak-bapak dan ibu-ibu semua..jualan yuukk. eh…

Pagi yang dingin. Begitu kesimpulan saya pada pagi yang indah ini. 

Saking dinginya, jaket yang saya gunakan ternyata tembus oleh hembusan angin yang mendera ketika saya memacu sepeda motor di jalanan yang lumayan licin dan banyak lubang tentunya.

Licin karena semalam hujan dan pagi ini sedikit gerimis. Berlubang karena jalannya memang ada lubangnya. Makanya berlubang. Kalau jalannya ada duitnya, menjadi jalan berduit. Kalau jalannya banyak rintanganya, menjadi jalan berintang. Kalau jalannya banyak cewek memakai bikini, berarti itu bukan jalan. Akan tetapi kolam renang. Waspadalah! Waspadalah!

Saya tidak tahu dan tidak tempe, kenapa yah jalan raya yang sering saya lalui itu sering banget berlubang? Padahal hampir setiap ada kerusakan jalan, pastilah senantiasa diperbaiki. Lalu, kenapa selalu saja ada lubang?

Pertanyaan yang mengharukan. Dan pertanyaan ini tidak perlu jawaban yang muluk-muluk. Cukup YA atau TIDAK. Itu saja…jreeeng……   *Lagune bang Iwan 🙂

Saya, kamu, kita, ndak usah lah menyalahkan si ini si itu, apalagi siapa. Sudahlah. Semua akan berantakan pada akhirnya. Harapan saya sebagai pengguna jalan, semoga makin banyak yang sadar bahwasanya jalan itu adalah aset yang sangat berharga di negeri ini.

Saya jadi ingat ketika ada salah satu teman saya, yang kebetulan pernah menjadi anggota DPR (kalau yang ini beneran), pernah ngomong ke saya seperti ini :

“Jika saya menjadi Kepala Daerah, akan saya aspal seluruh wilayah saya sampai ke kampung-kampung dengan aspal yang berkualitas. Kenapa saya akan melakukan hal itu? Karena dengan jalan yang bagus, jalan yang langsung menyentuh wilayah kampung-kampung, maka roda perekonomian akan berjalan dengan sendirinya. Dengan jalan yang bagus, maka secara otomatis akan melancarkan arus distribusi barang dari maupun ke pedesaan. Biaya dapat dipangkas. Para petani, tukang nira, para pembuat berbagai kerajinan rakyat akan semakin dimudahkan aksesnya. Baik itu ketika mereka akan menjual ke kota maupun orang-orang kota atau daerah lain yang mau melihat secara langsung di tempat asal pembuatannya.”

Saya hanya diam. Bukannya tanpa alasan, lha wong teman saya ini kan lagi berkhayal, maka sayapun berujar kepadanya.

“Teruskan khayalanmu nak. Semoga makanan ini kamu yang bayarin.” Pas lagi di warung. Mbuehehe…

Pokoknya, jalan rusak ataupun tidak rusak, yang namanya aktivitas itu kan berjalan setiap hari. Jujur, saya juga kadang ngedumel ketika melewati jalan yang berlubang, tapi seiring dengan perkembangan wajah saya yang makin hari makin tampan, timbulah hasrat untuk tidak menyalahkan siapa-siapa. Toh inilah fase kehidupan yang sedang kita jalani. Ceilehhhh…. co cwit bingit.

Ngapain kita uring-uringan di tengah jalan. Nikmati saja dan berdo’a setiap waktu agar kita diberikan keselamatan ketika sedang ada di jalan. Jika kita telat ke tempat kerja seperti saya, sudahlah…. Santai saja. Itung-itung kita dapat bonus potongan jam kerja. Mbuehehehe…………MODUS!

Dadaahhh….



5 comments found

  1. yang ini beneran. BENERAN NGEHAYALNYA MAKSUDNYA?

    tukang nira itu apaan yak? kok aku lupa-lupa ingat gimana gitu..

    iya sih bener, apalagi jalan kerumahku di somagede sana.
    uwismah mlosok nang pinggir kali srayu. dalane amburegul emeseyu bahelwey bahrelwey.
    takut aja jodoh ku nantinya nggak jadi nglamar gara-gara menyerah di tengah perjalanan.

  2. ya mau jalan berlubang itu sudah taqdirnya, dari pada jalan mulus terus pada ngebut hehe
    yah sabar semoga jalan yang berlubang tidak makan korban

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.